1. Masa Prasejarah (... s.d. 3000 SM)
Peralatan teknologi informasi dan komunikasi yang dikembangkan manusia pada masa ini berfungsi sebagai sistem pengenalan bentuk-bentuk yang dikenal. Mereka menggambarkan informasi yang didapat pada dinding-dinding gua, tentang berburu dan binatang buruannya. Pada masa ini, mereka mulai melakukan pengidentifikasian benda-benda yang ada di sekitar lingkungan mereka tinggal dan mewakilinya dengan bentuk-bentuk yang mereka lukis pada dinding gua tempat mereka tinggal.
Perkembangan selanjutnya adalah diciptakan digunakan alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang/kentongan, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, dan isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya.
Alat komunikasi masa lalu sangat sederhana, bahannya pun masih alami, antara lain, sebagai berikut :
a. Terompet dengan Tanduk Binatang
Dahulu, bunyi terompet digunakan sebagai alat komunikasi utuk menandai dimulai atau diakhirinya kegiatan-kegiatan tertentu. Terompet juga digunakan pada perang untuk menandai perintah dan pergerakan pasukan.
b. Kentongan/Gendang
Kentongan dikenal sebagai sarana komunikasi tradisional. Kentongan sudah lama digunakan oleh bangsa Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Bunyi kentongan yang berbeda-beda berfungsi sebagai informasi kepada warga tentang adanya kejadian-kejadian tertentu.
c. Asap
Suku asli Amerika (Indian) memanfaatkan asap sebagai media komunikasi. Asap dipergunakan untuk mengirimkan pesan kepada teman atau lawan melalui kode-kode tertentu yang disepakati agar dapat saling memahami pesan-pesan yang dikirimkan.
Pada masa sejarah, teknologi informasi dan komunikasi yang dihasilkan, antara lain tulisan, relief pada batu, dan prasasti. Pada saat manusia sudah mengenal abjad, maka tulisan juga mulai dipergunakan sebagai alat komunikasi. Pesan tertulis tersebut menggunakan media daun lontar, kulit binatang, kulit kayu, batu, dan sebagainya.
a. Tulisan atau Huruf
Diperkirakan dimulai sejak 3000 tahun yang lalu, orang-orang Sumeria menciptakan dan mnggunakan huruf-huruf paku (cuneiform), yang merupakan tulisan pertama yang dikembangkan di dunia. Pada waktu itu, tulisan paku masih ditulis di atas batu. Simbol atau huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi yang berbeda (penyebutan), sehingga mampu menjadi kata, kalimat, dan bahasa.
b. Prasasti
Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Bahan ini berupa batu atau lempengan logam, biasanya dari tembaga. Dalam bahasa latin, prasasti disebut inskripsi.
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberi sumbangan terhadap perkembangan TIK hingga saat ini. Pertama yaitu temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957. Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi 'otak' perangkat keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini. Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti 'otot' manusia, maka revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia terjadi melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) 'otak' manusia.
Perkembangan selanjutnya adalah diciptakan digunakan alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang/kentongan, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, dan isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya.
Alat komunikasi masa lalu sangat sederhana, bahannya pun masih alami, antara lain, sebagai berikut :
a. Terompet dengan Tanduk Binatang
Dahulu, bunyi terompet digunakan sebagai alat komunikasi utuk menandai dimulai atau diakhirinya kegiatan-kegiatan tertentu. Terompet juga digunakan pada perang untuk menandai perintah dan pergerakan pasukan.
b. Kentongan/Gendang
Kentongan dikenal sebagai sarana komunikasi tradisional. Kentongan sudah lama digunakan oleh bangsa Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Bunyi kentongan yang berbeda-beda berfungsi sebagai informasi kepada warga tentang adanya kejadian-kejadian tertentu.
c. Asap
Suku asli Amerika (Indian) memanfaatkan asap sebagai media komunikasi. Asap dipergunakan untuk mengirimkan pesan kepada teman atau lawan melalui kode-kode tertentu yang disepakati agar dapat saling memahami pesan-pesan yang dikirimkan.
2. Masa Sejarah (3000 SM s.d. 1400-an M)
Pada masa sejarah, teknologi informasi dan komunikasi yang dihasilkan, antara lain tulisan, relief pada batu, dan prasasti. Pada saat manusia sudah mengenal abjad, maka tulisan juga mulai dipergunakan sebagai alat komunikasi. Pesan tertulis tersebut menggunakan media daun lontar, kulit binatang, kulit kayu, batu, dan sebagainya.
a. Tulisan atau Huruf
Diperkirakan dimulai sejak 3000 tahun yang lalu, orang-orang Sumeria menciptakan dan mnggunakan huruf-huruf paku (cuneiform), yang merupakan tulisan pertama yang dikembangkan di dunia. Pada waktu itu, tulisan paku masih ditulis di atas batu. Simbol atau huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi yang berbeda (penyebutan), sehingga mampu menjadi kata, kalimat, dan bahasa.
b. Prasasti
Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Bahan ini berupa batu atau lempengan logam, biasanya dari tembaga. Dalam bahasa latin, prasasti disebut inskripsi.
c. Kertas
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.
Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta
melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas
misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan,
kebersihan ataupun toilet.
Adanya kertas merupakan revolusi
baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam
peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu
menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa
dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau.
3. Masa Modern (1400-an M sampai sekarang)
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberi sumbangan terhadap perkembangan TIK hingga saat ini. Pertama yaitu temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957. Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi 'otak' perangkat keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini. Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti 'otot' manusia, maka revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia terjadi melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) 'otak' manusia.